Surat kecil untuk Lelakiku..

Teruntuk lelakiku..

    Pernahkah kau berpikir kenapa kita bersama? Kenapa kita dipertemukan oleh waktu? Kenapa Tuhan mengatur skenario sehingga kita saling bertautan? Mungkin kita akan sulit menemukan jawabannya. Tapi biarlah kita abaikan saja dulu alasan-alasan semua pertanyaan itu. Karena akupun tak ingin tahu jawabannya. Kita nikmati saja apa yang sudah terjadi dengan sebaik-baiknya.
    Lelakiku, Bila kau pernah berpikir aku bertahan denganmu hanya untuk mendapatkan kebahagian yang abadi, kau salah. Karena aku tahu hidup ini bagai dua sisi mata uang. Begitupun kebahagiaan akan selalu beriringan dengan derita, senang pun akan selalu berkawan dengan susah. Itulah hidup.
     Lelakiku, aku bersamamu bukan mencari kebahagiaan semata. Aku bersamamu karena ingin merasakan hidup ini dengan utuh. Berkawan dengan bahagia, bersahabat dengan duka, bersaudara dengan derita, terjatuh lalu kita bangun bersama, berdua kita melewatinya. Ingat aku ingin bersamamu untuk itu semua dgn tawa maupun air mata yang menghiasinya.
Bila kau mengira semua akan mudah dan baik-baik saja, tentu tidak. Sampai kapan waktu akan menyembunyikan masing-masing topeng asli atau wajah kita? Kita memiliki lapis demi lapis hidup yg akan kita buka bersama. Menikmatinya, menangisinya, atau bahkan mengubahnya menjadi lebih baik. Itulah diri kita, kau dan aku..
    Lelakiku, aku bersamamu juga bukan sebuah jalan pintas atau jalan mudah, karena apapun jalan yang aku ambil dan tempuh aku ingin melewatinya bersamamu. Aku ingin kita tetap beriringan, bergandengan dgn manja, bercengkrama dgn tangis dan tawa, dlm kuatmu, rapuhku, jatuhmu, maupun tegarku.
    Lelakiku, aku ingin suatu saat nanti ketika aku bilang aku ingin burger kau tetap membelikannya padahal kau tak suka. Ketika pekerjaanmu mengharuskan kita jarang bertemu, kamu tetap setia menunggu telpon nakalku. Ketika rumah kita sunyi karena kau tak pulang-pulang, aku akan tetap setia diambang pintu menunggu Kedatanganmu. Ketika suatu saat pekerjaanku menjadi makin sibuk menghabiskan malam-malam merangkai kata, menatap layar, kau akan setia menggodaku dgn secangkir kopi mu. Pun ketika suatu saat nanti ego kita saling bertentangan, mari kita berkompromi tanpa melupakan waktu dan Tuhan sbgai penyelesaian.
    Lelakiku, bila selama kebersamaan kita aku terlalu egois, atau kekanak-kanakan, maafkan. Tegur aku tanpa membuatku berpikir kau membenciku. Pun terimalah segala sikap manja dan cengengku. Karena bukankah cinta itu sebuah penerimaan, pemakluman, dan saling memberi tanpa mengharap pembalasan. Akupun akan melakukan hal yang sama.
    Lelakiku, bila suatu saat nanti kita bertengkar maka ingatlah suratku ini untukmu. Ingatkan bahwa aku pernah menulisnya sebagai ungkapan hatiku padamu. Lalu ingatkan aku komitmen yg pernah kita buat bahwa kita akan saling mengisi serta menguatkan dalam keadaan apapun. Ingat pula lelakiku kamu tak perlu menjadi orang lain cukup jadilah dirimu sendiri karena aku mencintai segala tentangmu, kurang dan lebih mu.

Selamat malam, lelakiku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah aku merindukanmu?

JAUH (Kamu)